Pagi dan Malam - 4
![]() |
| Foto: Unsplash / v2osk |
Sudah hampir seminggu berlalu, yang awalnya masih berhubungan melalui telpon ataupun mengirim pesan, hari ini tidak ada kabarnya sama sekali. Ya, walaupun kemarin dia sudah menghubungi mu.
"Kayaknya besok aku susah untuk hubungi kamu," katanya melalui telpon.
"Ohh," responmu seperti biasa, dan dia juga sudah terbiasa.
"Kalo kangen, langsung miscall aja ya, nanti aku telpon balik kalau sudah selesai".
"Dih ge'er amay," jawabmu sambil melihat orang-orang lalu lalang dari dalam bis.
"Belum sampe?"
"Belum, ini masih di dalam bis."
Dia hanya mengangguk tanpa kamu bisa lihat. Lalu, kali ini kamu membuka suara, "Boleh nanya?"
"Sejak kapan dilarang?"
"emm, sebenernya lagi dimana si?" tanyamu ragu.
"Siapa? Aku?"
"Ya iya, siapa lagi?"
"Kangen banget ya sama aku?" Kamu yang mendengarnya hanya bisa memutar bola mata jengah. "Ini makanya males nanya," katamu ketus. Sedangkan dia yang keberadaannya di antah-berantah hanya tertawa.
"Udah deh, udah mau sampe, Bye." Kamu mematikan telponnya tanpa menunggu jawabannya. Lalu berjalan keluar bis menuju rumah.
Dan setelah itu, kamu tidak lagi menerima telponnya. Hari ini berlalu dengan damai, tapi tidak dengan hari-hari selanjutnya.
Yang awalnya kamu tidak ketahui perasaan apa yang sedang menggerayangimu, hingga kamu menyadarinya. Ini perasaan hampa.
Bagaimana tidak? Seminggu berlalu dengan dia yang tak memberi kabar. Sama sekali tidak ada. Bahkan, kamu yang dikenal dengan ratu gengsi berani untuk menurunkan egomu. Menelponnya berkali-kali. Namun hasilnya nihil.
Hingga berbulan-bulan lamanya. Tak ada lagi kabarnya. Tidak ada lagi telpon masuk setiap pulang kuliah. Tak ada lagi yang bertanya "Kangen yah?" Padahal, saat ini kamu merindukannya.
Dan kamu tetap melanjutkan hidup dengan kehampaan ini. Membiarkan semuanya seolah selesai tanpa bertanya alasan-alasan yang membuat kamu penasaran setengah mati.
Kamu adalah malam yang menanti pagi untuk datang. Ketika Pagi itu datang, kamu tetap tidak bisa menemukannya. Kamu adalah malam dengan segala sunyi, sepi, lelap. Sedangkan dia, pagi dengan mentarinya yang memberi kehangatan dan juga cahaya kepada sang bulan.
Bukankah seharusnya kamu sadar dari awal? Bahwa kalian tidak akan benar-benar bisa bersatu. Kalian hanya akan dipertemukan dalam sandikala yang singkat. Selanjutnya, menjalankan kehidupan masing-masing tanpa perlu saling berinteraksi.
🌙 TAMAT 🌙
Akhirnya selesasi juga ini cerpen. Ketemu lagi nanti yaa, see u!


Komentar
Posting Komentar